A. Pengertian
Narkoba
Narkoba
adalah singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Selain narkoba, ada istilah
lain yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Narkoba atau Napza merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama pada susunan syaraf pusat/otak. Sehingga
jika disalah gunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi
sosial. Keduanya mengacu pada senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan
bagi penggunanya.
Menurut
pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun, persepsi itu disalah artikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya.
Kini,
penyalahgunaan narkoba sudah semakin meluas hingga semua lingkungan, terutama
di kalangan remaja dan generasi muda. Masyarakat juga semakin resah dengan
meluasnya narkoba ini. Karena secara umum narkoba akan mengakibatkan timbulnya
gangguan mental serta pergaulan bebas yang merusak masa depan generasi muda
yang terlibat di dalamnya.
Di
Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pecandu
narkoba itu umumnya para pelajar. Pada awalnya, pelajar mengkonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan rokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.
Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergaul dengan orang-orang yang sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya,
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
B. Dampak
Negatif Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Pelajar
Dampak
Fisik:
1. Gangguan
pada sistem syaraf. Seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran dan
kerusakan syaraf.
2. Gangguan
pada jantung dan pembuluh darah. Seperti: gangguan peredaran darah.
3. Gangguan
pada kulit. Seperti: alergi.
4. Gangguan
pada paru-paru. Seperti: sulit bernafas dan pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering
sakit kepala, mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit
tidur.
6. Gangguan
kesehatan reproduksi. Seperti penurunan fungsi hormon reproduksi.
7. Gangguan
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi dan amenorhoe (tidak haid).
8. Bagi
pengguna narkoba melalui jarum suntik yang pemakaiannya secara bergantian,
resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya.
9. Jika
terjadi over dosis bisa menyebabkan kematian.
Dampak
Psikis:
1. Lamban
kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
2. Hilang
kepercayaan diri, pengkhayal serta penuh curiga.
3. Tingkah
lakunya menjadi brutal.
4. Sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5. Semangat
belajar menurun.
6. Menjadi
pemalas.
7. Prestasi
belajarnya akan menurun karena banyak berkhayal sehingga merusak kesehatan dan
mental
8. Cenderung
menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
Dampak
Sosial:
1. Gangguan
mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
2. Menjadi
beban keluarga.
3. Pendidikan
menjadi terganggu dan masa depan suram.
C. Cara
Mencegah Pengguaan Narkoba
Pergaulan
positif menjadi langkah mudah mengatasi narkoba, mencari krgiatan-kegiatan yang
bisa membuat pikiran tidak melenceng seperti kegiatan esktrakulikulet, kegiatan
olahraga dan lain sebagainya bisa mencegah pelajar terjerumus keladalam
pergaulan narkoba.
Pendidikan
moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salag satu
penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam narkoba ini adalah kurangnya
pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela
seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
D. Peran Orang
tua Dalam Mencegah Narkoba Sejak Dini
Peran orang tua dalam mencegah
narkoba sejak dini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari
masalah narkoba
2. Mengajarkan
anak tentang bahaya mengkonsumsi narkoba
3. Cegah
pengaruh negatif berita criminal
4. Melarang
pemakaian narkoba
5. Biasakan
pola hidup sehat dalam keluarga
6. Mewaspadai
sikap dan perilaku sendiri
Sumber: